Seorang guru honorer asal Depok mengaku mendapatkan intimidasi setelah unggahannya mengenai Pola Akurat Mahjong menyebar luas dan memicu perdebatan sengit di media sosial.
Kisah bermula saat Deni (34), seorang guru honorer di salah satu SMP negeri di Kota Depok, membagikan pola permainan yang ia sebut sebagai Pola Akurat Mahjong melalui akun pribadinya. Dalam unggahan itu, Deni menjelaskan secara rinci urutan scatter, ritme putaran, dan waktu paling efektif memainkan permainan Mahjong Wins berdasarkan pengalamannya sendiri.
Menurut penjelasan dalam unggahannya, Deni merinci pola bermain dalam format waktu dan frekuensi putaran yang dinilai sangat akurat. Ia menyebutkan bahwa hasil tersebut diperoleh melalui observasi lebih dari 60 sesi permainan. �Saya coba amati waktu sore, malam, dan pagi. Ada pola tertentu kalau kita perhatikan baik-baik,� tulis Deni dalam unggahan yang kini telah dihapus.
Unggahan Deni diketahui dipublikasikan pada Sabtu malam, 20 Juli 2025. Hanya dalam waktu beberapa jam, tangkapan layar dari pola tersebut menyebar luas di berbagai grup komunitas daring. Banyak yang mengapresiasi keterbukaan Deni, namun tak sedikit yang menganggap tindakannya bisa merusak ekosistem permainan karena membocorkan formula kunci.
Setelah unggahan itu viral, Deni mengaku menerima pesan bernada ancaman melalui akun media sosialnya. Beberapa pesan berisi peringatan agar ia berhenti menyebarkan pola tersebut. Bahkan ada yang menyebut dirinya �perusak alur permainan� dan menuduhnya mencari ketenaran lewat strategi permainan orang lain.
Akibat intimidasi tersebut, Deni mengurangi aktivitas mengajarnya di sekolah dan lebih banyak berdiam di rumah. Ia juga sempat menghapus seluruh akun media sosial pribadinya demi menghindari tekanan lebih lanjut. �Saya nggak nyangka dampaknya bisa sejauh ini. Awalnya cuma mau berbagi pengalaman,� ujar Deni saat ditemui secara langsung di kediamannya.
Ketika dimintai tanggapan, pihak sekolah tempat Deni mengajar menyatakan bahwa mereka belum menerima laporan resmi dari yang bersangkutan. Kepala Sekolah SMPN 14 Depok, Nurhayati, S.Pd., M.M., mengatakan bahwa sekolah akan memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan tenaga pengajar. �Jika memang terjadi tekanan atau ancaman, kami akan mendukung proses perlindungan bagi staf kami,� ujarnya.
Deni menegaskan bahwa niat awalnya bukan untuk merugikan pihak mana pun. Ia hanya ingin berbagi pengalaman yang menurutnya bisa membantu pemain lain memahami logika dalam permainan Mahjong Wins. �Saya cuma menulis berdasarkan apa yang saya rasakan dan lihat sendiri, tanpa maksud mengganggu atau mengacaukan,� jelasnya.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Dr. Sinta Marlina, M.I.Kom., menyatakan bahwa fenomena semacam ini menjadi contoh nyata pentingnya literasi digital. �Unggahan yang dianggap positif oleh satu pihak bisa saja ditanggapi negatif oleh kelompok lain, apalagi jika berkaitan dengan strategi permainan yang bersifat kompetitif,� ujarnya.
Respons publik terhadap kasus ini beragam. Sebagian besar pengguna media sosial mengungkapkan dukungannya kepada Deni dan menilai intimidasi terhadapnya tidak dapat dibenarkan. Namun ada pula yang menilai bahwa membagikan pola secara gamblang bisa menimbulkan ketidakseimbangan dan merugikan pemain lain yang telah melakukan riset mandiri lebih dulu.
Sejumlah rekan Deni di komunitas pendidik lokal menyatakan akan mendampingi Deni jika ia memutuskan melaporkan kasus ini secara hukum. �Jika ada unsur intimidasi, apalagi berbentuk ancaman digital, kami sarankan untuk segera lapor ke polisi siber,� kata Lestari, guru honorer di sekolah yang sama.
Kisah guru honorer asal Depok yang viral karena Pola Akurat Mahjong menunjukkan bagaimana informasi teknis di dunia digital bisa memicu reaksi besar dan bahkan konflik tak terduga. Deni sendiri kini tengah mempertimbangkan langkah hukum atas intimidasi yang diterimanya. Ia berharap kejadian ini dapat menjadi pelajaran agar siapa pun yang aktif di ruang digital tetap menjaga etika dan menghormati hak berekspresi sesama pengguna.